Mungkin itu kata - kata yang bisa mengungkapkan keadaan perekonomian saat ini. Dimana disatu pihak maju, namun di pihak lain mengalami keterpurukan. Ya memang kita itu diciptakan tuhan berbeda - beda namun tidak ada salahnya kan untuk saling membantu mereka yang kurang beruntung. Misalnya saja dengan taat membayar pajak, itu merupakan kewajiban kita semua sebagai warga negara yang baik, dari pembayaran pajak itu, bisa membantu mereka yang sulit. Seperti membangun atau memperbaiki sekolah ataupun sarana publik yang tidak layak lagi, menyekolahkan anak jalanan, memberikan pengobatan gratis, dan hal lainnya guna kepentingan seluruh rakyat.
Contoh lainnya, bagi yang ekonominya menengah keatas, stop.. deh untuk mengisi BBMnya dengan menggunakan BBM bersubsidi. Malu dong mobil bagus diisi dengan menggunakan BBM bersubsidi, berikanlah BBM bersubsidi kepada orang lain yang membutuhkan, bagi mereka yang tidak bermobil mewah. Kalau "Orang punya" pun ingin barang bersubsidi, lalu untuk mereka yang tidak mampu bagaimana ??
Pemerintahkan memberikan subsidi bagi mereka yang ekonominya menengah kebawah sebagai usaha untuk mensejahterakan atau meringankan beban hidup mereka. Namun kesadaran untuk membayar pajak dan tidak menggunakan BBM bersubsidi bagi mereka yang mampu itu sangat rendah. Bahkan semua itu disalahgunakan. Lihat saja kasus korupsi uang pajak yang membuat kita geram. Yang seharusnya uang pajak itu disalurkan untuk negara, justru malah digunakan untuk kantong pribadi.
Disaat para koruptor itu keluar negeri menghambur - hamburkan uang, membeli barang jutaan rupiah, memiliki rumah beserta isinya yang mewah, dibalik itu semua masih ada mereka yang mendapatkan uang Rp.10.000,00 per hari pun sulit, dengan susah payah bekerja dari pagi hingga malam, bahkan anak kecil mengangkut 20 kg pasir dibahu kanan dan kirinya hingga 8 kali untuk membantu orang tuanya, lalu masih ada pejuang cilik kita yang rela menyebrangi sungai dengan seutas tali demi sampai kesekolah.
Saya heran dimana hati nurani para koruptor yang kaya ilmu kaya harta pula namun miskin iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar