Senin, 28 November 2011

Tulisan 2


TELA-TELA 77

Tela-tela 77 merupakan merek ( brand ) lokal yang berasal dari kota jogjakarta yang menyajikan makanan snack siap saji ( fast food ) berupa singkong, kentang, dan talas. Dengan berbagai aneka rasa bumbu seperti barbeque, keju, pedas manis, jagung bakar, pizza, chicken, chili, dan original.
Tela-tela 77 pertama kali berdiri dan beroperasi pada tanggal 24 september 2005 di outlet pertamanya yang berlokasi di ruko babarsari raya (bbc plaza) catur tunggal depok, sleman.respon baik para konsumen ( pelanggan ) kemudian ditanggapi dengan dibukanya outlet kedua yang berlokasi di depan kampus 3 uajy, dan outlet ketiga yang berlokasi di jalan cendrawasih no. 119 condong catur, jogja.
Pada akhir tahun 2006 jumlah outlet tela-tela 77 telah mencapai 50 outlet yang tersebar diseluruh kota jogja dan luar jogja seperti wilayah bantul, semarang, solo, purwokerto, dan banjarmasin (kalimantan selatan).
Agenda terbesar dari manajemen tela-tela 77 adalah membuka keagenan diseluruh wilayah indonesia . Hal ini disebabkan banyaknya permintaan dari para calon franchisee (mitra bisnis) 


tela tela 77 menu2

Tujuan penawaran kerjasama :

  1. Untuk melestarikan makanan tradisional yang berbahan baku dari ketela.
  2. Untuk memberikan makanan yang enak, sehat, dan bergizi dengan harga yang terjangkau.
  3. Untuk memperluas segmen pasar di seluruh indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi siapa saja yang membutuhkan.
  4. Untuk membantu masyarakat memiliki usaha sampingan dan memiliki tambahan penghasilan.
  5. Untuk menciptakan jiwa entrepreneur kepada siapa saja.
  6. Untuk mengahadang dari serbuan franchise asing yang sekarang kian marak di kota-kota besar.
Target pasar yang dituju adalah semua kalangan baik dari kalangan anak muda, mahasiswa, orang tua, dan lainnya.
Dengan harga jual Rp. 2,700 hingga Rp. 3,500 per-porsinya diharapkan bisa untuk menjangkau semua lapisan masyarakat.

 Adapun lokasi penjualan yang akan dituju adalah :
Q      kampus/sekolahan
Q      pusat perbelanjaan
Q      perkantoran
    tempat hiburan dan rekreasi
  
Nilai investasi franchisee (mitra bisnis)

Ada 2 pilihan investasi yang berbeda :
Q   counter tetap      = Rp 4.500.000
Q   counter mobile    = Rp 5.000.000
  
Dengan rincian :
-- franchise fee = Rp. 700,000 (jogkakarta)  Rp. 1.000.000 (luar jogjakarta)
-- sistem kontrak selama 2 thn.

Fasilitas yang didapat :
§    satu unit counter
§    satu set perlengkapan counter
§    paket promosi usaha
§    kaos seragam
§    bahan baku pemakaian rutin
§    sistem operasional
§    training karyawan 
tela tela outlet3

persyaratan menjadi franchisee ( mitra bisnis )
·          mengajukan permohonan untuk menjadi mitra bisnis tela-tela 77
·     bersedia untuk diwawancarai
·           memiliki dana yang cukup untuk investasi menjadi mitra
·          bersedia menjalankan bisnis dengan penuh tanggung jawab, semangat dan komitmen yang tinggi di usaha ini
·          memiliki lokasi tempat untuk berjualan
·     mempersiapkan karyawan untuk di training dan berjualan nantinya
·     melaksanakan dan mentaati sistem opersional yang telah ditetapkan dari manajemen
   pusat
 *apabila persyaratan diatas tidak dapat dipenuhi, maka belum dapat untuk menjadi mitra tela-tela 77



Nilai investasi agen
·         Franchise fee agen                  = Rp. 5,000,000
( sistem kontrak selama 5 th ) 
·         Franchise fee 2 outlet              = Rp. 2,000,000
( sistem kontrak selama 2 th )
·         Training fee agen                    = Rp. 1,500,000
--  training bahan baku
--  traning mem-packing bahan baku
--  training cara berjualan di lapangan
·         Promotion equipment              = Rp. 1,500,000
--  spanduk tela-tela 77 ( digital printing )
--  kaos tela-tela 77
--  brosur menu, promosi, dan banner
--  bonus packing tela dan kentang

Total nilai investasi agen tela-tela 77 sebesar

        Rp. 10,000,000 ( wilayah jawa )
        Rp. 15,000,000 ( wilayah luar jawa )









Persyaratan menjadi agen
·       mengajukan permohonan untuk menjadi agen tela-tela 77
·       bersedia untuk diwawancarai
·       memiliki dana yang cukup untuk investasi menjadi agen
·       bersedia menjalankan bisnis dengan penuh tanggung jawab, semangat dan
  komitmen yang tinggi di usaha ini
·       memiliki lokasi tempat untuk produksi bahan baku , kendaraan, dan no
  telepon yang bisa dihubungi. Tempat dapat berupa rumah   tinggal maupun ruko
·       memiliki link suplier singkong, kentang, dan talas
·       memiliki link untuk membuat gerobak sesuai standart desain dari pusat<
·       melaksanakan dan mentaati sistem opersional yang telah ditetapkan dari manajemen
  pusat

*
apabila persyaratan diatas tidak dapat dipenuhi, maka belum dapat untuk menjadi agen tela-tela 77

Keuntungan menjadi agen
-         berhak atas royalty fee sebesar 3 % dari omzet kotor setiap bulan pada masing-masing
    outlet di wilayah tersebut
-         keuntungan dari penjualan bahan baku tela, kentang, packing tela dan kentang, bumbu,
    dan perlengkapan outlet lainnya
-         keuntungan atas selisih paket investasi franchise tela-tela 77

 Kewajiban menjadi agen
·       Agen berkewajiban mengawasi dan membuat laporan kinerja setiap outlet yang ada di wilayah atau area tersebut.
·       agen berkewajiban menyediakan atau menyalurkan bahan baku yang dibutuhkan oleh   tiapmasing-masingoutlet
  secara tepat waktu tanpa merugikan tiap outlet yang menjadi tanggung jawabnya.
·       agen berkewajiban hanya menggunakan sarana dan prasarana penjualan yang  sudah distandarkanatauditentukan
  oleh  pihak pertama.
·       agen harus membayar join fee keagenan sebesar Rp 5,000,000 ( lima juta rupiah rupiah ) padasaat
  penandatanganan skkb yang berlaku selama 5  ( lima ) tahun, besarnya join fee keagenan ditentukan oleh pihak
  pertama  dengan kenaikan maksimal 100% dari nilai join fee keagenan terdahulu.
·       agen berkewajiban memiliki pembukuan royalty fee 6 (enam) % dari tiap outlet yang menjadi tanggung jawabnya
  secara  transparan agar cashflow dari bahan baku lancar dan terarah.
·       agen berkewajiban membayarkan royalty fee 3 (tiga) % setiap outlet yang ada di wilayah atau area tersebut
  kepada  manajemen tela tela  77 the original of fried cassava sesuai dengan waktu yang disepakati bersama.
·       agen dan pihak kedua melakukan rapat pada hari yang ditentukan untuk melaporkan hasil pembukuan royalty fee
  6 (enam)  % dari tiap outlet yang dilayaninya di wilayah atau area tersebut tanpa ada alasan apapun yang tidak
  realistis dan bertanggung  jawab.
·       agen berkewajiban membayarkan franchise fee sebesar Rp. 1.000,000   (satu juta rupiah) setiap outlet baru
  yang ada di wilayah atau area tersebut kepada manajemen tela tela  77 the original of fried cassava sesuai
  dengan waktu yang  disepakati bersama.



Analisis perhitungan r.o.i ( return of investment )

Q    hpp ( harga pokok penjualan ) :          ketela               = Rp 600
                                                                        bumbu             = Rp 300
                                                                        minyak                        = Rp 300
                                                                        gas                   = Rp 75
                                                                        dus                  = Rp 200
                                                                        lain-lain           = Rp 50
                                                                             ------------------------------  +
                                                                             hpp             = Rp 1,625
   keuntungan rata-rata per porsi   = harga jual – hpp
                                                                = Rp 2,700- Rp 1,625
                                                                = Rp 1,075
                                                                = ± 39,81 %
*perhitungan ini hanya asumsi, bukan sebagai acuan


perhitungan r.o.i dengan penjualan 40 paket per-hari
- 40 bungkus x rp.2.700 x 30 hari x 39,81 %              = Rp. 1.289.844
- gaji karyawan 1 orang                                               = Rp.    350,000
- sewa tempat rata-rata per bulan                                 = Rp.    150,000
- royalty fee sebesar 5 % dari total penjualan               = Rp.    162.000
                                                                                              ------------------- -
                                                                                      = Rp. 668.344
Modal akan kembali dalam jangka waktu 5,2 bulan.
 *perhitungan ini hanya asumsi, bukan sebagai acuan



perhitungan r.o.i dengan penjualan 50 paket per-hari
 

- 50 bungkus x rp.2.700 x 30 hari x 39,81 %              = Rp. 1.612.305
- gaji karyawan 1 orang                                               = Rp.    350,000
- sewa tempat rata-rata per bulan                                = Rp.    150,000
- royalty fee sebesar 5 % dari total penjualan             = Rp.    202.500
                                                                                              ------------------- -
                                                                                    = Rp.    909.805
Modal akan kembali dalam jangka waktu 3,8 bulan.
 *perhitungan ini hanya asumsi, bukan sebagai acuan

perhitungan r.o.i dengan penjualan 60 paket per-hari

- 60 bungkus x rp.2.700 x 30 hari x 39,81 %              = Rp. 1.934.766
- gaji karyawan 1 orang                                               = Rp.    350,000
- sewa tempat rata-rata per bulan                                = Rp.    150,000
- royalty fee sebesar 5 % dari total penjualan             = Rp.    243.000
                                                                                              ------------------- -
                                                                                     = Rp.1.191.766
Modal akan kembali dalam jangka waktu 2,9 bulan.
 *perhitungan ini hanya asumsi, bukan sebagai acuan


Keuntungan dari Franchase Tersebut bagi Pemilik
  1. Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah
  2. Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
  3. Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
  4. Menggantikan kebutuhan personel Franchisor dengan para operator milik Franchisee (slim organization)
  5. Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan usaha

Dampak Positif dan Negatif Bagi Perusahaan Terhadap Perkembangan Ekonomi di Indonesia
Dampak Positif:
            Daya beli masyarakat meningkat, sehinggaproduksifitas atau penawaran dari perusahaan meningkat dengan begitu perusahaan dapat lebih mengembangkan usahanya untuk mencapai pasar dalam dan luar negeri.
Dampak Negatif:
            Persaingan antara perusahaan meningkat,baik antara perusahaan domestik maupun mancanegara.

Jumat, 11 November 2011

Tulisan 1


CARA MEMBANGUN SUATU PERUSAHAAN
Secara umum ada tiga cara dalam membangun suatu perusahaan, yakni:
1.      Membeli perusahaan yang telah dibangun
2.      Memulai Perusahaan Baru
3.      Membeli hak lisensi (Franchising/waralaba)

1. Membeli perusahaan yang telah dibangun
Dalam salah satu sumber yang saya cari menyebutkan bahwa,Membeli suatu perusahaan yang telah dibangun dapat memberikan sejumlah keuntungan bagi pihak pembeli perusahaan misalnya dengan lokasi perusahaan, evaluasi kinerja perusahaan, efisiensi usaha/waktu, maupun efisiensi dalam biaya pendirian.
Pada umumnya, seseorang lebih memilih membeli perusahaan yang telah dibangun daripada membangun perusahaan sendiri dikarenakan mereka sudah berpengalaman dan berdasarkan fakta yang ada dirasakan bahwa lokasi perusahaan telah terjamin dan menguntungkan. Jadi, menghemat biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk kelayakan lokasi.
Dalam kaitannya dengan pengambilalihan atas pertimbangan kinerja perusahaan, tentunya pihak pengambil alih telah memperhitungkan kemampuan perusahaan atas dasar catatan-catatan pelaksanaan yang nyata yang dipelajari sehingga dapat dilakukan penilaian tentang kesehatan perusahaan. Dengan mengambil alih perusahaan yang telah dibangun, berarti telah tersedia modal, teknologi, tenaga kerja, dan bahkan pelanggan. Bilamana ketersediaan semua itu disertai dengan kemampuan yang memadai, maka pelaksanaan operasi produksi dapat langsung dijalankan secepat mungkin setelah pengambilalihan perusahaan selesai. Dalam hal ini pihak pengambil alih tidak perlu lagi menunggu modal dan peralatan untuk memulai operasi seperti halnya pada perusahaan yang baru dibangun.
Biasanya, suatu perusahaan tersebut dijual karena pemiliknya ingin mengundurkan diri atau karena suatu kebutuhan mendesak. Pada kasus-kasus seperti ini, biasanya harga yang ditawarkan relatif lebih murah, sehingga pengambilalihan dapat berarti suatu penghematan.
Contoh perusahaan : PT Halim Sakti, PT Adira DInamika Multifinance, Wom Vinance, dll.

2. Memulai Perusahaan Baru
Dalam salah satu sumber yang saya baca mengatakan bahwa, Memulai perusahaan baru merupakan upaya yang menguntungkan bila tak ada kemungkinan membeli perusahaan yang sudah dibangun atau pembelian perusahaan yang sudah ada itu di perhitungkan tidak menguntungkan, karena perusahaan yang akan di ambil alih dinilai tidak sehat, operasionalnya tidak efisien, pekerjanya tidak kompeten, peralatan dan teknologinya sudah ketinggalan zaman, dan sebagainya.
Pembuatan perusahaan baru memungkinkan pemilik untuk memilih lokasi, seleksi dalam rekrutmen tenaga kerja, pemilihan merek dagang, teknologi, jenis peralatan, dan sebagainya. Dengan cara ini, efisiensi operasional yang baru dapat dicapai setelah beberapa waktu mendatang. Tetapi, dengan tenaga dan semangat baru, diharapkan hasil yang dicapai akan lebih baik.
Contoh : Hotel Sultan, General Electric, PT Astra International Tbk, dll.



3. Membeli Hak Lisensi (Franchising/Waralaba)
Dalam sumber yang say abaca menyebutkan bahwa, Pembelian hak lisensi (franchising)  merupakan suatu keuntungan tersendiri karena adanya kerjasama antara si pembeli hak lisensi (franchisee) dengan pihak yang hak lisensinya di beli (franchisor). Dalam franchising terjadi hubungan bisnis yang berkesinambungan antara franchisee dengan franchisor. Franchising merupakan suatu persatuan lisensi menurut hukum antara suatu pabrik (manufakturing) atau perusahaan yang menyelenggarakan, dengan penyalur (dealer) untuk melaksanakan kegiatan. Dengan franchising, perusahaan seolah-olah menjadi bagian dari suatu rangkaian yang besar, lengkap dengan nama, produk merek dagang, dan prosedur penyelenggaraan standar.
Sistem waralaba (franchising) sendiri dimulai dengan apa yang disebut "Product Franchise" (waralaba produk),yang lebih merupakan suatu keagenan seperti keagenan Mesin Jahit Singer, Keagenan Sepatu Bata, dan sebagainya. Pada perkembangan selanjutnya, waralaba produk ini kemudian populer melalui "Bussiness Format Franchising" (sistem waralaba format usaha).
Contoh : KFC, Texas Fried Chicken, Hard Rock Cafe, Pizza Hut, Coca Cola, dll.


 Sumber : Pengantar Bisnis ( M. Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F ).